TesKemampuan Dasar Sains dan Teknologi (TKD Saintek) terdiri atas mata uji Matematika IPA, Biologi, Kimia, dan Fisika. Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora (TKD Soshum) terdiri atas mata uji Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Ujian tulis dilaksanakan dengan memilih 1 (satu) dari 2 (dua) metode, yaitu : Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC)
“Gue ngeliat, selama ini, kan, orang taunya jurusan yang belajar tentang event cuma humas atau komunikasi. Tapi setelah gue cari tau, ternyata ada, nih, jurusan yang khusus ngomongin tentang event, dan gue dulu jadi cuma tertarik daftar itu. Sama sekali nggak nyoba SBMPTN, karena gue udah passion di bidang MICE ini, dan gue tau MICE di PNJ Politeknik Negeri Jakarta, RED itu kualitasnya paling bagus,” beber Lutfi Dipa, mahasiswa semester 2 jurusan MICE di PNJ, sewaktu HAI ajak ngobrol beberapa saat lalu. Barangkali lo jadi pengen ngebayangin kayak apa ekspresi Lutfi waktu nyeritain keputusannya milih jurusan MICE, HAI bisa bilang kalo dia bener-bener berhasil mengekspresikan rasa bahagianya. Makanya lambat laun kami sadar, kalo Lutfi emang suka banget sama jurusan kuliah yang dia pilih ini, berikut dengan apa yang dia pelajari di dalamnya. Lah, terus apa urusannya sama kita? Well, before we talked too much, mungkin kita mesti tau dulu apa itu makhluk bernama MICE. So, yuk let’s go kita kenalan! Prospek ke depannya ternyata cukup kece, bro. Jadi gini, guys, menurut penjelasan Lutfi, bidang MICE tuh sekarang lagi jadi bidang yang berkembang dan lagi berusaha dikembangin banget di Indonesia. MICE sendiri merupakan singkatan dari Meeting, Incentive, Convention, Exhibition, yang nggak lain adalah jenis-jenis kegiatan yang tanpa kita sadari, berkaitan erat sama industri pariwisata. Lho, kok? Yap, di Indonesia sendiri, MICE emang berada di bawah penanganan Kementerian Pariwisata. Karena gampangnya gini. Anggaplah bidang yang lagi kita omongin sekarang adalah bidang yang berkutat seputar event management eits, bukan semata-mata event organizer, ya!. Nah, MICE ini merupakan bidang event management yang lebih fokus sama event-event yang mewadahi pertemuan atau perkumpulan banyak orang berskala besar, untuk kemudian mencapai satu kepentingan bersama. Kalo event skala besar ini diadakan di sebuah negara dan mengundang banyak tamu atau partisipan, tentu pariwisatanya juga yang jadi berkembang, dong? “Terus lo belajar cara bikin event macam pensi atau semacam bikin HAI Day gitu juga dong, Fi?” tanya HAI lebih lanjut. “Wah, kalo buat dosen-dosen gue, sih, acara-acara musik kayak pensi gitu, receh. Malah kita melajarin skala yang lebih tinggi lagi, skala nasional, kayak conference, pertemuan orang-orang penting, pameran, atau ya, semacam itulah,” tanggap cowok yang pernah jadi salah satu wartawan sekolah HAI ini. Hai Online Mengenal Program Studi MICE. Program Studi Yang Prospeknya “Seksi” Di Era Millenial! Lutfi, salah satu mahasiswa program studi MICE di Politeknik Negeri Jakarta. Foto Jeanett Verica “Lah, serius banget dong? Lo sendiri kenapa bisa tertarik buat ngedalemin bidang ini?” tanya kami makin penasaran. “Jadi kan gue waktu SMA emang aktif di pensi, terus pernah belajar banyak pas jadi MSP My School Page, program wartawan sekolah HAI, RED, pernah bantuin di HAIDay juga, dan pernah liputan-liputan yang bikin gue pengen belajar tentang event. Gue ngeliat ini seru banget, dan nggak kerasa berat. Nggak kerasa capek. Pleasure aja buat ngelakuin itu, jadi ya udah,” terang Lutfi yang kemudian HAI tanggepin lagi, and so on, and so on. Of course, momen ngobrol bareng mahasiswa MICE satu ini pun terus berlanjut. Selain cuma ngobrol, Lutfi nyatanya juga berbaik hati buat sekalian nemenin HAI ngelilingin kampusnya di Depok. Konon menurut banyak sumber, pun dibenarkan sama dosen Lutfi, PNJ adalah salah satu kampus dengan program studi MICE terbaik se-Asia Tenggara, meski memang ada beberapa kampus lain juga yang udah mulai nawarin program studi ini. Program MICE di PNJ sendiri dibuka sejak tahun 2005, dan peminatnya selalu bertambah setiap tahun, seiring dengan makin bergaungnya industri MICE di Indonesia. Sayang, setiap memasukki tahun ajaran baru, jumlah mahasiswa yang diterima sama kampus cuma di kisaran 50-60 orang. Proses masuknya pun diatur dengan ketat sehingga artinya, proses pembelajaran di kampus ini sengaja dibuat seefektif mungkin lantaran nggak kebanyakan murid. Makanya, mahasiswanya pun jadi bisa berinteraksi satu sama lain, dan menurut Lutfi, it’s fun. Kenapa MICE? “Soal kerjaan nantinya, gue nggak worry ya. Mulai dari semester 3 nanti, gue juga udah jarang di kampus, karena mulai ditarikin ikut event-event sama alumni. Karena di sini kekeluargaan banget antar angkatan, nggak ada musuh-musuhan,” curhat mahasiswa angkatan 2016 ini bersemangat. Yap, selain ngasih gambaran soal MICE, Lutfi juga sempet nyeritain keyakinannya soal prospek kerjaan MICE ke depan. Kok bisa dia sampe nggak takut soal ladang kerja? Jawabannya, karena kampusnya sendiri udah punya perjanjian sama asosiasi-asosiasi MICE terkait, buat menyerap tenaga kerja ke industri MICE. Jadi, lulusan MICE hampir dapat dipastikan nggak bakal nganggur! “MICE itu setau gue punya dua asosiasi. INCCA Indonesia Congress And Convention Association, RED buat PCO Professional Conference Organizer, RED dan ASPERAPI Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia, RED buat PEO Professional Exhibition Organizer, RED. Dua asosiasi ini punya MoU sama MICE PNJ, dan mereka juga yang dulu ngebangun MICE PNJ, jadi lulusan MICE 100% pasti akan diserap sama industri. Industrinya balik lagi, yang gabung sama dua asosiasi itu,” repet cowok yang bercita-cita jadi promotor musik ini. Selagi ngelilingin kampus Lutfi, HAI juga diajak buat nemuin salah seorang dosennya, Ibu Dewi, yang juga merupakan kepala program studi MICE di Politeknik Negeri Jakarta. Nah, waktu ngobrol sama Ibu Dewi ini, bocoran tentang MICE jadi lebih banyak lagi, sob. “KTT, yang kemaren pak Jokowi? Itu ada kali 50-60 orang dari semester 6 terjun semua,” bilang Ibu Dewi di sela-sela obrolan tentang prospek jurusan MICE. “Di sini industrinya sudah ada, jadi pasti diserap. Tapi di sini juga mahasiswa tidak dididik untuk jadi pegawai saja, melainkan juga untuk jadi wirausaha. Kebanyakan lulusan MICE, jarang yang mau jadi karyawan.” lanjutnya. Hai Online Mengenal Program Studi MICE. Program Studi Yang Prospeknya “Seksi” Di Era Millenial! Ibu Dewi, Kepala Program Studi MICE di Politeknik Negeri Jakarta. Foto Jeanett Verica Ibu Dewi bilang, jurusan MICE ini –layaknya pengacara– juga bakal dikasih sertifikat tanda lulusan MICE, sehingga industri bakal bisa langsung tau kapabilitas seorang lulusan MICE. Jadi kalo lo bilang lulusan MICE bakalan sama aja sama orang yang belajar otodidak, you salah besar, bro! “Industri karena sudah dekat sama kita, dan mengakui kompetensi yang kita punya, akhirnya mereka hanya mau menggunakan SDM yang bersertifikat. Sertifikat itu kan dari Lembaga Sertifikasi Profesi, LSP itu kan bagian dari PNJ juga,” jelas Ibu Dewi. Intinya, sih, meski judulnya berkutat sama event, tapi MICE jangan dianggap sebelah mata. Biar ada yang bilang urusan event organizer atau event management bisa dipelajari secara otodidak, berkuliah di MICE bisa ngasih kamu nilai plus! Siapa Yang Cocok? Kalo ditanya siapa yang cocok buat masuk jurusan ini, pastinya mereka yang cocok adalah mereka yang suka sama segala hal di balik penggodokan sebuah event. Dan yang terpenting, orang yang berkuliah di jurusan ini mestilah mereka yang tahan banting, dan siap capek, serta emang suka banget sama bidangnya! “Kalo emang mau masuk MICE, kayaknya emang harus passion di bidang itu dulu. Kalo nggak, berat banget ngejalaninnya,” ucap Lutfi. Persis banget. Bahkan sebagai tambahan dari Ibu Dewi, orang-orang yang berkuliah di jurusan MICE mestilah orang yang gampang bersosialisasi, berbaur, bisa bekerjasama dalam sebuah tim, dan juga percaya diri. Kalo lo nggak ada di kategori ini, wahhh, better nggak usah masuk MICE, sih. Atau mau berusaha biar bisa masuk MICE? Well, jadilah orang yang tahan banting dan bisa bergaul di mana aja. Mengingat MICE bakalan berkembang selama beberapa tahun ke depan, nggak ada salahnya, lho, kita berusaha keras buat cocok di sini dan milih jurusan ini! PROMOTED CONTENT Video PilihanDiBCA saya tes wawancara sampai 8 kali. Ada 200 orang kader pemimpin yang akan diseleksi. Dan saya harus bersaing dengan mereka. (PNJ) mewisuda 1.770 mahasiswa angkatan ke-28 November lalu
Com este aplicativo, a câmera pode disparar uma mensagem de áudio personalizável, como “por favor, use uma máscara facial” Coincidindo com o recente lançamento do aplicativo de Monitoramento de Ocupação, desenvolvido para ajudar a implementar regras de distanciamento social, a Hanwha Techwin também apresentou um aplicativo de Detecção de Máscara Facial que ajudará ainda mais as empresas a operarem em um mundo afetado pelo COVID-19. Acredita-se que o uso de máscara impeça a propagação do COVID-19 e a peça já foi adotada como medida de segurança em muitos locais de trabalho. No entanto, a disponibilidade do aplicativo de Detecção de Máscara Facial não poderia acontecer em um momento melhor do que agora com a Organização Mundial da Saúde OMS recomendando o uso de máscaras faciais sempre que o distanciamento social for difícil. O governo do Reino Unido também está tornando obrigatório o uso de uma cobertura de rosto ao visitar ou trabalhar em unidades de saúde e ao usar o transporte público. O Reino Unido não está sozinho na introdução de regulamentos para garantir o uso de revestimentos faciais. Na Alemanha, por exemplo, é necessário fazê-lo em transporte público e durante as compras, e na Espanha todos os que têm mais de seis anos precisam usar máscaras em espaços públicos internos e externos quando não é fácil para as pessoas manterem mais de dois metros de distância. O aplicativo Detecção de máscara facial desenvolvido pelo parceiro de tecnologia da Hanwha Techwin, a2 Technology, para câmeras de plataforma aberta da linha Wisenet X. Com o uso de análise de vídeo para detectar se uma pessoa que entra em uma área está usando uma máscara, conta com um recurso para acionar a reprodução de uma mensagem de áudio personalizável, como “por favor, use uma máscara facial”. A mensagem de áudio é gerada por meio de um recurso de suporte de áudio embutido nas câmeras Wisenet X, negando a necessidade de um PC ou um dispositivo de armazenamento de áudio separado para ser instalado nas proximidades. Um cabo curto é tudo o que é necessário para conectar um alto-falante à câmera. Um recurso de saída de alarme também pode ser usado para ligar um dispositivo como um farol de aviso. O aplicativo, que detecta e analisa simultaneamente até 4 pessoas, pode detectar pessoas a uma distância de até 5 metros. Sem ser afetado por óculos, chapéus ou cachecóis consegue detectar se uma máscara não está sendo usada corretamente . Uma função de zoom digital, projetada para ser usada com câmeras de lente fixa, ajuda os instaladores a configurar o aplicativo para que ele se concentre em uma região específica do campo de visão de uma câmera, se ela for considerada muito ampla. Solução baseada em borda O aplicativo Detecção de máscara facial pode ser encomendado pré-carregado em modelos Wisenet X selecionados como uma solução pronta para uso. São eles Câmera caixa de rede XNB-6000 / MSK Câmera bullet IR de rede XNO-6080 / MSK Câmera domo de rede XND-6010 / MSK Câmera dome de rede resistente a vandalismo XNV-6011 / MSK Como é o caso de todas as câmeras Wisenet série X, esses modelos são equipados com slots de memória SD / SDHC / SDXC, permitindo que imagens associadas a incidentes de pessoas que não usam máscaras ou não as usem corretamente sejam armazenadas localmente. Há também a opção de armazenar as imagens em um servidor FTP. Gestão simplificada Uma interface baseada na Web permite que os usuários recebam alertas por meio de um PC de mesa. O aplicativo também foi integrado à plataforma Wisenet WAVE Video Management Software VMS que, com o recurso “Layout como ação”, permite que um layout de tela predefinido seja aberto automaticamente quando ocorrer um evento. Isso torna ainda mais fácil para os operadores verificarem se houve uma violação das regras de uso de máscaras. “O aplicativo de detecção de máscara facial é um excelente exemplo de como a tecnologia de vigilância por vídeo é capaz de ajudar as pessoas a conduzirem seus negócios todos os dias com segurança”, afirma Uri Guterman, chefe de produto e marketing da Hanwha Techwin Europe. “Com vidas em risco, entendemos completamente nossas responsabilidades em termos de oferecer soluções adequadas, como os aplicativos de Detecção de Máscara Facial e Monitoramento de Ocupação. Nas próximas semanas, continuaremos a trabalhar internamente e com parceiros de tecnologia escolhidos a dedo para desenvolver soluções práticas adicionais que ajudarão fortemente escritórios, fábricas, hospitais, galerias de arte e museus, locais de culto, instalações de transporte e muitos outros tipos empresas e organizações, para abrir com segurança suas portas ao público.”
Pengumumantes wawancara diumumkan pada hari : jum'at, tanggal 19 agustus 2016 pukul : 14.00 wib. Di emailkan kepada seluruh mahasiswa baru atau di web. Upnjatim.ac.id. Tweet .
In Business activity company that moves in service industries event managemet / mice is depend one human resources in the field of event / mice. Many companies Professional Conference Organizer PCO / Professional Exhibition Organizer PEO / Destination Management Company DMC who recruited students of MICE in taste of Polytechnic Jakarta PNJ as outsourcing team in the event, it’s a good benefit for the company and students or pnj as institutions. However there are fundamental problem cant been seen at this time, where the system has no firm as search exists between resources and instiitutions as a human resources’s seeker. Based on the background, this research on a scheme the process of students as the power outsourcing work the mice into a thing that matters to study aims to produce a system of labor outsourcing who controlled. In support of this research, and methods used in this study are in-depth interview method and analysis of componential. Both in use for this method could describe data support in making the recruitment of a scheme to suit the needs of industry. The result of research is expected able to contribute to a system model recruitment suitable between the company pco / peo / dmc with institutions pnj in the future. Definitely that created a good system can be provide benefit which is balanced between the two sides. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 SKEMA PEREKRUTAN MAHASISWA SEBAGAI TENAGA KERJA OUTSOURCING DALAM SEBUAH EVENT MICE STUDI KASUS MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA Yosi Erfinda Program Studi MICE, Politeknik Negeri Jakarta Email Abstract As a business in service industries, event managemet and MICE depends on human resources. Many Professional Conference Organizer PCO/Professional Exhibition Organizer PEO/ Destination Management Company DMC recruit students majoring in MICE from the State Polytechnic of Jakarta PNJ as outsource staffs in their event, which is beneficial for the company, students or PNJ as an institution. However some fundamental problems that can be identified from this practice, problems that occur due to recruiting system that has yet to be established well between companies and PNJ as a source of outsource staffs. This study aims to identify issues that have occurred from the current recruiting system and recommend a labor outsourcing system that can anticipate or solve issues that have been identified. Methods used in this study are in-depth interview method and componential analysis. Keywords Outsourcing Scheme, MICE Abstrak Aktivitas usaha perusahaan yang bergerak dalam Industri Jasa Pengelolaan Event/MICE, sangat bertumpu pada kompetensi sumber daya manusia di bidang Event/MICE. Banyaknya perusahaan PCO/PEO/DMC yang merekrut mahasiswa MICE Politeknik Negeri Jakarta PNJ sebagai tenaga Outsourcing dalam Event yang mereka kelola, merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan maupun mahasiswa ataupun PNJ sebagai institusi. Namun terdapat permasalahan mendasar yang terlihat selama ini, dimana belum adanya sistem yang terjalin antara perusahaan sebagai pencari SDM dan PNJ sebagai penyedia SDM. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian mengenai sebuah skema proses perekrutan mahasiswa sebagai sumber tenaga kerja Outsourcing event MICE menjadi sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi dari saat ini sistem perekrutan tenaga kerja dan merekomendasikan sistem outsourcing yang dapat mengantisipasi atau memecahkan persoalan yang telah diidentifikasi. Dalam mendukung penelitian ini, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya Metode In-Depth Interview dan Analisis Komponensial Componential Analysis. Kata Kunci Skema Outsourcing, MICE PENDAHULUAN Aktivitas usaha perusahaan yang bergerak dalam industri jasa pengelolaan Event/MICE Meeting, Incentive, Convention and Exhibition atau biasa dikategorikan sebagai Professional Conference Organizer PCO; Professional Exhibition Organizer PEO; maupun Destination Management Company DMC, sangat bertumpu pada kompetensi sumber daya manusia di bidang Event/MICE. Seperti halnya, Destination Management Company DMC melalui program incentive travel ke destinasi pariwisata yang membutuhkan tenaga outsourcing. Pada program incentive travel tenaga outsourcing dibutuhkan untuk memastikan setiap kebutuhan amenities klien terpenuhi, sedangkan di bandara dibutuhkan Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 tim ground handling untuk penjemputan dan pengantar klien dan serta tim advance operasional memastikan kebutuhan klien di destinasi tersebut. Kemampuan perusahaan tersebut dalam merekrut sumber daya manusia yang professional akan menjadi suatu tantangan tersendiri. Dalam kondisi lain, nilai pendapatan dari jasa pengelolaan Event sangat bergantung dengan nilai proyek yang diperoleh, dimana siasat untuk menggunakan para pekerja lepas Outsourcing profesional yang mumpuni di bidang jasa pengelolaan Event/ MICE menjadi salah satu upaya yang selalu dilakukan. Hal tersebut tentunya sangat beralasan dimana, perusahaan harus seefektif mungkin mengontrol pengeluaran terutama mengenai pembiayaan tenaga kerja tetap. Kondisi ini didasari adanya fluktuasi pendapatan perusahaan, karena besarnya pendapatan sangat tergantung pada besaran nilai kontrak kerja jasa pengelolaan Event/ MICE yang dikerjakan. Banyaknya perusahaan PCO/PEO/DMC yang merekrut mahasiswa MICE Politeknik Negeri Jakarta PNJ sebagai tenaga Outsourcing dalam Event yang mereka kelola, merupakan sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan maupun mahasiswa ataupun PNJ sebagai institusi. Bagi perusahaan tentunya menjadi sebuah keuntungan memperoleh resource tenaga kerja yang paham tentang dunia Event/MICE sedangkan bagi Mahasiswa MICE PNJ dan Institusi PNJ, Event tersebut menjadi sebuah laboratorium kerja nyata bagi mahasiswa dan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada industri sebagai mitra yang tepat bagi Institusi PNJ. Permasalahan mendasar yang terlihat selama ini adalah belum adanya sistem yang terjalin antara perusahaan sebagai pencari SDM dan PNJ sebagai penyedia SDM. Sistem yang dimaksud adalah terkait pola rekruitmen SDM Outsourcing yang efektif dan evaluasi yang berkala. Kedua hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap hubungan antara perusahaan PCO/PEO/DMC dengan Institusi PNJ kedepan. Tentunya dengan terbangunnya sistem yang baik, maka akan memberikan manfaat yang seimbang antar kedua belah pihak. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi dari saat ini sistem perekrutan tenaga kerja dan merekomendasikan sistem outsourcing yang dapat mengantisipasi atau memecahkan persoalan yang telah diidentifikasi dari perusahaan PCO/ PEO/DMC sebagai mitra industri dan PNJ sebagai penyedia tenaga kerja, sehingga mempermudah perekrutan dan memberikan benefit yang sama antar kedua belah pihak. Penelitian ini sangat penting dilakukan karena dengan sistem model perekrutan dan evaluasi tenaga kerja Outsourcing antara perusahaan PCO/PEO/DMC sebagai mitra industri dan PNJ sebagai penyedia tenaga kerja, belum pernah dilakukan. Sehingga dengan adanya sistem model yang dikembangkan akan mempermudah perekrutan dan memberikan manfaat yang sama antar kedua belah pihak. Tuntutan dari kemampuan perusahaan tersebut dalam merekrut sumber daya manusia yang professional menjadi hal-hal seringkali di luar kemampuan perusahaan baik kemampuan staf maupun kemampuan sumber daya. Sebagai hasilnya, timbullah Outsourcing, yaitu usaha untuk mengontrakkan suatu kegiatan pada pihak luar untuk memperoleh layanan pekerjaan yang dibutuhkan. Outsourcing, adalah alternatif dari melakukan pekerjaan sendiri. Tetapi Outsourcing tidak sekedar mengontrakkan secara biasa, tetapi jauh melebihi itu. Greaver II 2000 memberikan definisi Outsourcing sebagai berikut “Outsourcing is the act of transferring some of a company’s recurring internal activities and decision rights to outside provider, as set forth in a contract. Because the activities are recurring and a contract is used, Outsourcing goes beyond 6the use of consultants. As a matter of practice, not only are the activities transferred, but the factors of production and decision rights often are, too. Factors of production are the resources that make the activities occur and include people, facilities, equipment, technology, and other assets. Decision rights are the responsibilities for making decisions over certain elements of the activities transferred.” Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 Garaventa dan Tellefsen 2001, memberikan definisi Outsourcing sebagai berikut ini. Ousourcing dapat diartikan sebagai pengalihan alternatif fungsi tenaga kerja oleh sebuah organisasi dengan tujuan untuk mengurangi beban dan memperoleh sebuah keahlian teknis khusus, atau mencapai pengurangan biaya. Event merupakan suatu peristiwa yang memerlukan beberapa orang untuk mengorganisirnya. Sebuah perusahaan dapat mengggunakan event sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan produk maupun jasa dari perusahaannya. Seperti yang dikatakan O’Toole dan Mikolaitis 2002 mengatakan bahwa Perusahaan menggunakan event sebagai sarana untuk berkomunikasi. Pesan dalam event haruslah jelas demikian yang dikatakan Joe LoCICERO 2008 Suatu event memiliki dampak yang paling luas dan perusahaan harus terlebih dahulu menentukan tujuannya. Sumber daya manusia dalam perusahaan harus memiliki tujuan jelas, tepat dan terikat dan dapat diukur. Kalimat di atas bila diterjemahkan dapat memiliki arti bahwa membuat acara yang memiliki dampak paling luas, harus terlebih dahulu menentukan tujuannya. Tujuan dalam event tersebut harus jelas, tepat, terikat dalam beberapa cara untuk dapat mencapai tujuan perusahaan dan tentu saja harus bisa diukur. Pengukuran dapat dilakukan dengan mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan event. Outsourcing adalah suatu bentuk strategi sumber daya manusia human resource strategy perusahaan, dimana untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, perusahaan menggunakan dua jenis tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap tenaga kerja yang berasal dari dalam perusahaan dan outsourcee tenaga kerja yang berasal dari luar perusahaan/tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja tetap berfungsi sebagai sumber daya manusia inti perusahaan sedangkan outsourcee berfungsi sebagai sumber daya manusia pelengkap yang jumlah dan waktu penggunaannya disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan Langford, 1995. Outsourcee adalah yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu dengan menerima upah, yang didasarkan atas kesepakatan dalam hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu Tunggal, 2000, dimana kesepakatan kerja antara perusahaan dan outsourcee tersebut harus dinyatakan dalam bentuk tertulis Kansil, 2001. Outsource yang dimaksud dalam studi ini tidak termasuk tenaga kerja harian lepas tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu maupun kontinuitas pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara harian atau tenaga kerja borongan tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan untuk melakukan pekerjaan tertentu. Rekrutmen menurut Hasibuan 2008 menyatakan bahwa proses rekrutmen merupakan usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam organisasi. Proses rekrutmen menurut Mondy 2008 digambarkan dalam bagan di bawah ini. Gambar 1. Proses Rekrutmen Mondy, 2008 Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 Dapat disimpulkan dari gambar tersebut bahwa proses rekrutmen mencakup dua sumber yaitu sumber internal dan eksternal yang merupakan tempat di mana para kandidat yang memenuhi syarat berasal, yaitu perguruan tinggi dan perusahaan pesaing. Tenaga kerja tetap adalah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan dengan waktu kerja penuh full-time serta memiliki suatu jenjang karir dalam struktur organisasi perusahaan. Tenaga kerja tetap ini merupakan bagian dari beban tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan. METODE Metode In-depth Interview Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa In-depth Interview yang dianalisis dengan Analisis Komponensial. Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Esterberg, 2002. Wawancara juga merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya dan juga merupakan teknik komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara merupakan bagian dari metode kualitatif. Dalam metode kualitatif ini ada dikenal dengan teknik wawancara-mendalam In-depth Interview. Pengertian wawancara-mendalam In-depth Interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama Sutopo 2006 72. Ciri khusus dari wawancara-mendalam ini adalah keterlibatannya dalam kehidupan responden/informan. Dalam wawancara-mendalam melakukan penggalian secara mendalam terhadap satu topik yang telah ditentukan berdasarkan tujuan dan maksud diadakan wawancara tersebut dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Penggalian yang dilakukan untuk mengetahui pendapat mereka berdasarkan perspective responden dalam memandang sebuah permasalahan. Teknik wawancara ini dilakukan oleh seorang pewawancara dengan mewawancarai satu orang secara tatap muka face to face. Target wawancara adalah 15 Perusahaan yang bergerak di bidang PCO/PEO/DMO dan berdomisili di Jakarta. Metode Analisis Komponensial Analisis komponensial merupakan metode penelitian kualitatif yang dikenalkan oleh Spradley 1980, dan Glaser dan Strauss 1967 yang mana secara garis besar model analisis ini diuraikan kedalam 4 model yaitu Analisis Domain Domain analysis; Analisis Taksonomi Taxonomy Analysis; Analisis Komponensial Componential Analysis; dan Analisis Tema Kultural Discovering Cultural Themes. Dalam penelitian ini metode Analisis komponensial menjadi fokus utama yang dijadikan sebagai alat penelitian, untuk mampu menghasilkan sistem model perekrutan dan evaluasi terhadap outsourcing mahasiswa dalam kegiatan Event. Analisis komponensial dilakukan untuk mengorganisasikan perbedaan kontras antar unsur dalam ranah yang diperoleh melalui pengamatan dan atau wawancara terseleksi. Dalam hemat peneliti, kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk mengelompokkan dan merinci komponen dalam pembuatan model sistem perekrutan dan evaluasi. 1. Dengan mengetahui serta memahami kesamaan dan perbedaan antar kebutuhan kedua pihak dapat diperoleh pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai suatu pokok permasalahan. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman makna dari masing-masing pihak secara holistik. Hasil lacakan kontras di antara pihak dimasukkan ke dalam lembar kerja paradigma Spradley, 1979 180. Kontras-kontras tersebut selalu diperiksa kembali sebagaimana dalam model analisis interaktif. Sehingga perlu dibuat ringkasan analisis komponensial, yang digunakan sebagai pemandu penulisan paparan hasil penelitian. Tahap akhir proses penelitian berupa menetapkan skema model yang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan cara observasi atau wawancara terfokus. Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Perekrutan Tenaga Outsourcing Sistem perekrutan tenaga outsourcing untuk event, dalam industri MICE yang peneliti temukan dalam proses penelitian diantaranya 1. Sistem perekrutan melalui kerjasama lembaga pendidikan 2. Sistem perekrutan melalui kerjasama lembaga outsourcing 3. Sistem perekrutan melalui database dari Event sebelumnya 4. Sistem perekrutan melalui pertemanan dari pelaksana rekruitment 5. Sistem perekrutan berdasarkan rekomendasi dari tenaga rekrutmen Hasil temuan mengenai sistem perekrutan yang umumnya dilakukan oleh perusahan, ditemukan dari hasil wawancara dengan beberapa pihak, salah satunya dengan Ayo Event selaku pelaksana untuk penyediaan tenaga outsourcing untuk event Food Ingredient Asia sejak tahun 2016 sampai sekarang. Salah satu catatan yang muncul dari wawancara dengan Anisa sebagai salah satu pemilik Ayo Event adalah sebagai berikut “Umumnya outsourcing event yang kami handle adalah perusahaan luar negeri yang akan menyelenggarakan Event di Indonesia. Hal tersebut dikarena mereka umumnya belum mengetahui kapasitas dari tenaga event di Indonesia. Sedangkan untuk perusahaan dalam negeri umumnya mereka mengajak mahasiswa dengan cara bekerjasama dengan salah satu kampus atau menggunakan tenaga outsourcing yang sudah pernah mereka gunakan” Terdapat banyaknya sistem yang bias dilakukan oleh sebuah PEO, PCO ataupun DMC dalam melakukan perekrutan tenaga kerja, tentunya memberikan informasi yang beragam mengenai output yang dihasilkan dari masing tenaga kerja tersebut. Dimana pada akhirnya akan sangat berpengaruh kepada proses pelaksanaan event yang sebagian bebannya akan limpahkan kepada tenaga outsource tersebut. Kemampuan kerja dari masing-masing tenaga kerja yang dihasilan melalui sistem perekrutan menjadi suatu hal yang akhirnya kami telusuri lebih lanjut. Permasalahan yang Muncul Hasil penelitian juga menemukan bahwa dalam setiap sistem yang ditemukan oleh peneliti memiliki beberapa permasalahan yang umumnya muncul ketika proses recruitment dilaksanakan bahkan ketika para tenaga outsourcing telah menjalakan tugas yang diberikan. Permasalahan yang muncul diantaranya 1. Sistem di institusi pendidikan tidak memungkinkan untuk melibatkan jumlah mahasiswa yang banyak sebagai tenaga outsourcing di waktu yang bersamaan. 2. Belum banyaknya tenaga outsourcing yang memiliki pemahaman yang sama terkait profesionalitas dalam bekerja. 3. Kapabilitas yang berbeda dari tenaga outsourcing ketika mereka dilibatkan berdasarkan rekomendasi tenaga outsourcing lain ataupun berdasarkan pertemanan dari staf pelaksana perekrutan. 4. Kesulitan menemukan pengganti ketika tenaga outsourcing yang dilibatkan tidak mampu bekerja dengan baik atau bahkan berhalangan. 5. Adanya ketidaksesuaian nilai yang dibayarkan dengan output yang diberikan oleh pekerja ataupun sebaliknya. Dengan menerima upah, yang didasarkan atas kesepakatan dalam hubungan kerja untuk waktu tertentu dan atau selesainya pekerjaan tertentu Tunggal, 2000. Permasalahan yang muncul tersebut peneliti temukan dari hasil wawancara kepada salah satu staf salah satu PCO di Indonesia yang mendapatkan tugas untuk melakukan reqruitment tenaga outsourcing. “Terkadang perusahaan memiliki kesulitan untuk dapat menyesuaikan peraturan dari instansi pendidikan, dimana perusahaan membutuhkan jumlah tenaga outsourcing yang banyak dari instansi tersebut namun terbentur dengan ketentuan perkuliahan. Perusahaan bahkan harus mencari informasi dari tenaga outcoursing terdahulu untuk mendapatkan tenaga kerja, namun terkadang kemampuannya tidak sesuai dan dapat menjadi masalah bagi perusahaan dilapangan dan ketika itu perusahaan sulit untuk melakukan penggantian karena tidak adanya sistem yang mendukung.” Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 Sedangkan dari sisi tenaga outsourcing mereka juga mengalami kendala, terkait beban kerja yang tidak sesuai dengan pendapatan yang mereka peroleh. Hal tersebut terungkap dari salah satu narasumber kami, dimana beliau menyebutkan sebagai berikut “ketika diminta jadi outsourcing event kita terkadang selalu bertanya mengenai gaji yang diperoleh. Itu kita lakukan untuk mempertimbangkan, apakah kita terima atau tidak. Karena terkadang banyak PCO, PEO dan DMC yang meminta kami terlibat tetapi pendapatan dan beban kerjanya tidak sesuai, boleh dikatakan kita agak prakmatis soal hal itu. Kami berpendapat, itu wajar karena kami punya pendidikan di background tersebut. Tentunya berdasarkan temuan tersebut, dapat kita pahami terdapat persepsi dari dua sisi yang berbeda. Dimana pelaksana event berharap memperoleh pekerja dalam jumlah yang cukup dengan kapasitas yang baik, sedangkan tenaga kerja outsourcing memiliki motif terhadap pendapatan yang mereka peroleh Tunggal, 2000. Skema Sistem perekrutan Kebutuhan akan sistem yang baik dalam proses perekrut tenaga kerja outsourcing menjadi salah satu tujuan dari penelitian ini, dimana dilapangan ditemukan bahwa dalam berbagai macam sistem yang telah ada memiliki banyak kendala yang harus ditemukan solusinya. Salah satunya adalah kemudahan untuk menemukan tenaga kerja yang mumpuni, dan mampu di ganti secara terstruktur ketika tidak mampu menjalankan tugasnya dilapangan. Selain itu adanya penilaian terhadap beban kerja dan pendapatan yang diberikan menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya temuan bahwa, minat bekerja sangat bergantung pada pendapatan yang diperoleh. Untuk menemukan skema sistem perekrutan tersebut, peneliti mencoba memaparkan hasil temuan penelitian dalam wujud sebagai berikut 1. Pelaksana Event harus memiliki skema kerja dan pendapatan yang jelas dan disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan. 2. Kriteria tenaga kerja menjadi hal penting yang dibutuhkan, karena skill individu seorang tenaga outsourcing sangat berpengaruh terhadap output pekerjaan yang dihasilkan. 3. Pemahaman perektur, perusahaan outsourcing, teman terhadap skema kerja, kapasitas tenaga yang dibutuhkan dapat sangat membantu proses perekrutan. 4. Pembagian tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan kategori kemampuan, sehingga memudahkan para pelaksana event untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat. 5. Kesepakatan kerja antara perusahaan dan outsourcee tersebut harus dinyatakan dalam bentuk tertulis Kansil, 2001. Maka dari itu perlu adanya kontrak kerja dengan para pekerja, memberikan keleluasaan bagi setiap pihak untuk mengambil keputusan dan menjadikan pekerja tau kewajiban yang harus dilakukan Kansil, 2001. KESIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian adalah untuk menjawab seperti apa sistem perekrutan yang ada di Industri MICE Indonesia, Proses rekrutmen Mondy, 2008 terdapat 2dua sumbser system internal dan eksternal dalam sistem perekrutan outsourcing di bidang MICE yang dapat dilakukan Perusahaan PCO/PEO/DMO yaitu Sumber Internal 1. Sistem Perekrutan melalui kerjasama lembaga Pendidikan 2. Sistem Perekrutan melalui database dari Event sebelumnya 3. Sistem Perekrutan melalui pertemanan dari pelaksana rekruitment Sumber Eksternal 1. Sistem Perekrutan melalui kerjasama lembaga outsourcing 2. Sistem Perekrutan berdasarkan rekomendasi dari tenaga rekruitment Dari kelima sistem tersebut ditemukan beberapa masalah yang terungkap diantaranya; adanya ketidaksesuaian waktu perekrutan dengan sistem perkuliahan; banyaknya tenaga kerja yang tidak memiliki pemahaman kerja yang baik; Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, ISSN 2339-1987 ataupun terkait pendapatan yang menjadi tolak ukur ketertarikan tenaga kerja untuk terlibat. Skema yang dapat dilakukan untuk mengelola kondisi yang terungkap dalam hasil penelitian diantaranya sebagai berikut 1. Pelaksana Event harus memiliki skema kerja dan pendapatan yang jelas dan disesuaikan dengan beban kerja yang diberikan. 2. Kriteria tenaga kerja menjadi hal penting yang dibutuhkan, karena skill individu seorang tenaga outsourcing sangat berpengaruh terhadap output pekerjaan yang dihasilkan. 3. Pemahaman perektur, perusahaan outsourcing, teman terhadap skema kerja, kapasitas tenaga yang dibutuhkan dapat sangat membantu proses perekrutan. 4. Pembagian tenaga kerja dapat digolongkan berdasarkan kategori kemampuan, sehingga memudahkan para pelaksana event untuk menempatkan tenaga kerja yang tepat. Perlunya kontrak kerja dengan para pekerja, memberikan keleluasaan bagi setiap pihak untuk mengambil keputusan dan menjadikan pekerja tau kewajiban yang harus dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Gainey, T. Klass, B. 2003. The Outsourcing of Training and Development Factors Impacting Client Satisfaction, Journal of Management Galanaki, E. Papalexandris, N. 2007, Internationalization as a determining factor of HRM outsourcing Int. Journal of Human Resource Management Ngo, Hang-Yue, Raymond Loi. 2008. Human resource flexibility, organizational culture and firm performancean investigation of multinational firms in Hong Kong The International Journal of Human Resource Management O’Toole, William & Mikolaitis, Phyllis .2002. Corporate Event Management. Project Management, New York. Garaventa, Eugene & Tellefsen, Thomas. 2001. Outsourcing The Hidden Costs. Review of Business Journal, Vol 22, 2001. Cicero, Joe Lo. 2008. Meeting and Event Planning, F & W Publication, USA, 2008. Stokes, R. 2004. A framework for the analysis of events—tourism knowledge networks. Journal of Hospitality and Tourism Management. Sutadji. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dee Publish Hariwijaya. 2017. Sukses Rekrutmen & Seleksi Karyawan. Diandra Kreatif. Marihot. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Grasindo. Sulistyani Ambar T. Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Graha Ilmu. 2002 Sirait, Justine T.. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta Raja Grafindo. 2006 Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 7 Desember 2019, E-ISSN 2685-6026 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this resource flexibility, organizational culture and firm performancean investigation of multinational firms in Hong Kong The International Journal of Human Resource ManagementT GaineyB E KlassN PapalexandrisRaymond Hang-YueLoiGainey, T. Klass, B. 2003. The Outsourcing of Training and Development Factors Impacting Client Satisfaction, Journal of Management Galanaki, E. Papalexandris, N. 2007, Internationalization as a determining factor of HRM outsourcing Int. Journal of Human Resource Management Ngo, Hang-Yue, Raymond Loi. 2008. Human resource flexibility, organizational culture and firm performancean investigation of multinational firms in Hong Kong The International Journal of Human Resource Management O'Toole, William & Mikolaitis, Corporate Event Management. Project Management, New dan Pengembangan Sumber Daya ManusiaSutadjiSutadji. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dee Publish Hariwijaya. 2017. Sukses Rekrutmen & Seleksi Karyawan. Diandra Kreatif.
Ruanglingkup Tes Wawancara NON PNS ditingkat Fakultas meliputi : Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Ketua Jurusan/Ketua Program Studi dan peserta wawancara. Definisi 1. Pewawancara adalah orang yang melakukan/memberikan pertanyaan (narasumber) kepada calon pelamar/pendaftar pada acara wawancara 2. Preciso baixar algo para usar esta ferramenta de teste de webcam?Não! Nossa ferramenta de teste de webcam online funciona diretamente no seu ferramenta de teste de webcam é realmente gratuita?Absolutamente! Nossa ferramenta de teste de webcam é 100% gratuita, sem custos dispositivos essa ferramenta de teste de webcam suporta?Nossa ferramenta de teste de webcam suporta computadores desktop, laptops, tablets e que minha webcam não está funcionando?Existem vários motivos pelos quais sua webcam pode não estar funcionando. Nossa ferramenta pode ajudá-lo a diagnosticar o problema e oferecer soluções para posso consertar minha webcam?Se sua webcam não estiver funcionando, nossa ferramenta pode ajudá-lo a diagnosticar o problema e oferecer soluções para resolvê-lo. LANGSA- Sebanyak 12 orang calon peserta penerima Beasiswa Aceh Carong berasal dari warga kurang mampu di Kota Langsa, Kamis (17/6/2021) mengikuti tes potensi akademik dan wawancara, di ruang Keistimewaan Aceh dan Kesra Setdakota Langsa.. Uji tes potensi akademik dan wawancara bagian dari tahapan seleksi calon penerima beasiswa Diploma Aceh Carong yang diperuntukan Pemerintah Aceh bagi