BeliNO.HP:0822-5705-4455(TELKOMSEL), INKUBATOR PENETASAN ANAK AYAM di INKUBATOR PENETAS AYAM. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia! Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo Tokopedia Care. Kategori. Masuk Daftar. kulkas 2 pintu xiaomi extender sendal
Menentukan suhu bacapanas yang tepat dalam proses penetasan bukanlah hal yang mudah, namun juga tidak terlalu sulit jika kita bisa memahami prinsip-prinsip penetasan. Panas diperlukan dalam proses penetasan untuk menguapkan uap air H2O. Uap air yang menempel pada kulit telur akan dipanaskan sehingga hidrogen akan menguap dan menghasilkan oksigen O2 yang diperlukan untuk metabolisme embrio. Sebenarnya tidak ada standar panas yang baku karena begitu banyak komponen penetasan yang harus diperhatikan, sehingga mustahil menetapkan nilai yang absolut. Karena itu jangan terpancang pada nilai suhu tertentu untuk menghasilkan penetasan yang baik. Suhu penetasan bisa saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Bahkan suhu penetasan di beberapa daerah bisa berbeda meskipun untuk menetaskan satu jenis telur unggas. Hal ini biasanya terkait dengan kondisi cuaca, suhu dan kelembaban setempat, jenis pakan yang tersedia, metode pemeliharaan, dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana menentukan suhu yang pas? Berikut ini adalah hal-hal berkaitan dengan pengaturan suhu berdasarkan pengalaman dan penelitian kami – Prinsip utama suhu yang pas adalah telur menetas dengan waktu yang pas pula! Jika telur ayam menetas pada hari ke 20-21 maka suhunya sudah pas. Kalau terlalu cepat menetas, misalnya pada hari ke 18-19, maka suhunya terlalu tinggi dan harus diturunkan. Kalau telur terlalu lambat menetas, misalnya pada hari ke 22 – 23, maka suhunya terlalu rendah, dan harus dinaikkan. Mengatur ulang suhu yang tepat bisa dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan per 0,5 derajat dulu, kalau dirasa masih kurang memuaskan bisa disetel lagi. Jika sudah mentok, misalnya sampai suhu terendah 37 dan tertinggi 39 derajat celcius daya tetas tetap rendah, kemungkinan besar berasal dari kelembaban yang kurang pas atau KUALITAS telur tetas tidak bagus. Untuk mengetahui kualitas telur tetas, lakukan proses penetasan dengan tidak lupa melakukan SELEKSI telur menggunakan teropong telur yang tersedia, pada hari ke 3-5, atau usia pertengahan dan 3 hari sebelum menetas. Jika minimal 80% telur menetas pada waktu yang pas, maka gunakan setelah suhu tersebut untuk penetasan selanjutnya. – Perlu diketahui, tidak ada satupun thermometer yang sama nilainya, meskipun berasaln dari satu pabrik. Karena itu jika memakai satu thermometer dan nilainya sedikit berbeda dengan teori penetasan yang ada, jangan buru-buru untuk menyamakannya. Jika penetas sudah menghasilkan daya tetas yang tinggi, biarkan nilainya apa adanya karena sekali lagi, dalam dunia industri tidak ada pengukuran yang absolut di dunia ini. – Letakkan thermometer pada tempat yang tepat, yaitu di atas telur, jangan ditempel di pintu, dekat kaca atau di dinding belakang. Jika mengunakan thermometer / thermostat digital, letakkan sensor panas juga di atas telur. Dari penelitian kami, perbedaan suhu yang terjadi antara peletakan di atas telur dan di dinding belakang bisa mencapai 2 derajat celcius. Biasanya hal terjadi pada penetas telur sistem still air. – Ada beberapa orang yang melakukan tes suhu pada beberapa titik dalam penetas telur, namun jangan buru-buru menilai kualitas yang buruk untuk penetas telur yang berbeda suhunya pada beberapa titik, karena secara alami pasti akan terjadi perbedaan suhu, dan tidak ada penetas telur, secanggih apapun, yang mempunyai suhu merata secara absolut. Biasanya suhu di tengah akan lebih panas daripada di depan dekat jendela atau dekat dinding. Perbedaan juga akan terjadi di bagian atas, tengah dan bawah. Dari penelitian kami, hasil penetasan masih baik asalkan perbedaan suhu tertinggi tidak melebihi 2 derajat celcius, terbaik adalah 0,5 derajat celcius. Penggunaan material aluminium bukan kawat besi / plastik untuk rak telur bisa membantu untuk meratakan panas pada telur. SUHUDAN KELEMBABAN PENETASAN TELUR,SUHU PENETASAN TELUR BEBEK,SUHU PENETASAN TELUR AYAM BANGKOK,SUHU PENETASAN TELUR LOVEBIRD,PROSES PENETASAN TELUR DENGAN MESIN PENETAS,SUHU PENETASAN TELUR PUYUH,TABEL SUHU PENETASAN TELUR,CARA MEMASANG THERMOSTAT PADA MESIN PENETAS TELUR HUBUNGI KAMI SEGERA: Bpk. Sultoni No.HP/WA: 0822-5705-4455 (TelkomselProses Penetasan Telur Ayam dan Fase Pembentukan Embrio di Dalam Telur Jika Juragan Ingin Menetaskan Teur Tetas Dengan Mesin Tetas Berikut Cara Cara dan Proses Penetasan Telur Inilah proses dan kejadian runtuk pembentukan anak ayam dari sebutir telur berproses menjadi embrio dan menjadi anak ayam yang kemudian menetas menjadi anak ayam utuh, suguh menakjubkan proses kejadian ciptaan Yang Maha Kuasa ini -> Menetaskan telur-telur ayam serama dengan menggunakan mesin tetas incubator adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas anakan ayam serama, disamping itu mesin tetas dapat berfungsi sebagai pengganti indukan ayam serama betina yang terkadang tidak mau mengerami telurnya. Menggunakan mesin tetas bukanlah tanpa masalah, saya melihat pengalaman dari seorang teman peternak ayam serama di Balikpapan yang menggunakan mesin tetas untuk menetaskan telur-telur serama ternyata banyak menemui kegagalan dalam hal hasil tetasan, dari seluruh telur-telur yang ditetaskan hanya 20-30% yang berhasil menetas dengan sempurna. Dia menuturkan faktor kegagalan penetasan telur terletak pada ketepatan pengaturan suhu di dalam ruang mesin tetas, kelembaban udara didalam mesin tetas, dan ketepatan dalam memutar posisi telur-telur yang ditetaskan. Lebih lanjut teman saya mengatakan bahwa telur-telur ayam serama lebih sensitif daripada telur-telur ayam kampung. Dari pengalaman diatas, kami mencoba mendesain sebuah mesin tetas sederhana untuk kapasitas maksimum 100 telur. Setelah kami uji coba ternyata hasilnya bagus, mesin penetas tersebut kami beri kode PUI-100 Pesona Unggas Inkubator - kapasitas 100 telur. Agar hasil tetasan telur ayam serama dapat berhasil dengan optimal disini kami coba uraikan tahapan cara menetaskan telur ayam serama dengan menggunakan mesin tetas PUI-100, dari hari ke-1 sampai hari ke-21. Mensetting Thermostat Sebelum mesin tetas digunakan kita perlu mensetting thermostat terlebih dahulu agar pengaturan suhu di dalam ruang mesin tetas dapat konstan secara otomatis. - Tutup pintu dan lubang ventilasi pada mesin tetas - Nyalakan lampunya sambil dilihat skala pada thermometer kita menghendaki suhu pada skala 101°F - Jika sebelum suhu 101°F lampu sudah padam maka geserlah tabung kapsul thermostat ke atas dengan cara memutar ke kanan baut penyangga kapsul. - Jika suhu melewati 101°F lampu baru padam maka geserlah tabung kapsul thermostat ke bawah dengan cara memutar ke kiri baut penyangga kapsul. - Jika lampu padam tepat pada suhu 101°F berarti mesin tetas siap digunakan. Memulai Penetasan 1. Hari ke-1 Setelah sumber pemanas dihidupkan, pintu dan lubang ventilasi dari mesin penetas ditutup rapat, suhu tetap dipertahankan 101°F 38,33°C. Aturan-aturan ini berlaku dalam jangka waktu 48 jam atau Selama dua hari berturut-turut untuk menekan seminimal mungkin perubahan temperatur udara. Hari ke-1 1 Nopember 2011 2. Hari ke-2 Mesin tetas tetap dalam kondisi tertutup rapat, sementara suhu ruangan sama seperti pada hari pertama. Hari ke-2 2 Nopember 2011 3. Hari ke-3 Mulai dilakukan pemutaran telur dengan menggerakkan handle rak putar ke depan atau kebelakang. Pemutaran telur dilakukan supaya seluruh bagian telur mendapatkan panas secara merata. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan daya tetas. Kegiatan pemutaran dikerjakan dua atau tiga kali dalam sehari, masing-masing pada pukul dan atau pukul dan Pemutaran telur dilakukan secara rutin setiap hari mulai hari ketiga sampai hari ke17 dengan frekuensi yang sama. Hari ke-3 3 Nopember 2011 4. Hari ke-4 Kegiatan yang dilakukan meliputi pemutaran, dan pembukaan lubang ventilasi selebar 1/4 bagian dan peningkatan suhu mesin penetas menjadi 102°F 3 8,8°C. Baki perlu diperiksa, apakah air yang ada di dalamnya masih cukup atau tidak. Hari ke-4 4 Nopember 2011 Embrio belum kelihatan -> 5. Hari ke-5 Kegiatan sama seperti hari ke-4, hanya saja lubang ventilasi dibuka selebar 1/2 bagian. Hari ke-5 5 Nopember 2011 Telur yang bakal jadi embrio mulai kelihatan 6. Hari ke-6 Lubang ventilasi dibuka 3/4 bagian. Mengenai kegiatan, semuanya masih sama seperti hari ke-5. Hari ke-6 6 Nopember 2011 Ini adalah contoh telur yang embrionya tidak berkembang atau telur infertile Telur seperti ini bisa dikeluarkan dari mesin tetas dan masih layak untuk di konsumsi 7. Hari ke-7 Pemutaran telur tetap diläkukan tiga kali sehari. Pada malam hari mulai melakukan peneropongan telur candling untuk mengetahui keadaan di dalam telur. Mengapa harus malam hari? Sebab, pada waktu itulah peneropongan dapat dilakukan secara maksimal mengingat kondisinya yang berlawanan dengan sinar atau pencahayaan alat teropong. Bisa saja hal ini dilakukan pada waktu siang, hanya saja akurasi pengamatan lebih rendah daripada malam hari. Melalui peneropongan tersebut akan diketahui telur yang fertil, telur kosong infertil dan kematian embrio di dalam telur. Hari ke-7 7 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 7 hari dalam mesin tetas Telur yang fertil dimasukkan kembali ke rak tetas, sedangkan telur yang embrionya mati harus segera disingkirkan. Telur kosong masih dapat dimanfaatkan sebagai telur konsumsi. Suhu dalam mesin penetas tetap dipertahankan 102°F 38,88°C, namun lubang ventilasi dibuka seluruhnya. 8. Hari ke-8 Kegiatan masih berkisar pada pemutaran, seperti yang dilakukan pada hari-hari sebelumnya. Demikian pula mengenai lubang ventilasi yang tetap dibuka seluruhnya. Memasuki hari kedelapan, suhu penetasan ditingkatkan menjadi103°F 39,44°C Hari ke- 8 8 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 8 hari dalam mesin tetas 9. Hari ke-9 Seluruh kegiatan sama dengan hari ke-8. Hari ke-9 9 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 9 hari dalam mesin tetas 10. Hari ke-10 Kegiatan masih sama dengan hari ke-9. Hari ke-10 10 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 10 hari dalam mesin tetas 11. Hari ke-11 Kegiatan masih sama dengan hari ke-10. Hari ke-11 11 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 11 hari dalam mesin tetas 12. Hari ke-12 Kegiatan masih sama dengan hari ke-11. Hari ke-12 12 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 12 hari dalam mesin tetas 13. Hari ke-13 Tidak ada perbedaan dengan kegiatan pada hari ke-13 Hari ke-13 13 Nopember 2011 Perkembangan embrio umur 13 hari dalam mesin tetas -> embrio semakin besar kelihatanya tidak bergerak 14. Hari ke-14 Pada hari ke- 14, kembali dilakukan peneropongan telur untuk mengetahui keadaan embrio di dalamnya. Embrio yang mati di dalam telur langsung dikeluarkan, sehingga rak tetas hanya diisi telur dengan bibit yang masih hidup saja. Namun jika masih ragu-ragu sebaiknya telur tetap biarkan dalam mesin tetas sampai hari yang ke 21, karena pada hari ke 14 ini sulit membedakan embrio yang hidup dan tidak, karena sama-sama tidak bergerak. Selain peneropongan, semua kegiatan pada han ke- 14 ini sama dengan hari ke-13. 15. Hari ke-15 Telur-telur tetas tetap diputar 3 kali sehari. Suhu masih 103°F 39,44°C dan lubang ventilasi juga tetap dibuka seluruhnya. Hari ke-15 15 Nopember 2011 embrio semakin besar 16. Hari ke-16 Sama dengan kegiatan pada han ke-15. Hari ke-16 16 Nopember 2011 17. Hari ke-17 Semua kegiatan masih sama dengan yang dilakukan pada hari ke- 16. 18. Hari ke-18 Kegiatan pemutaran masih dilakukan, tetapi sesudahnya tidak boleh dilakukan lagi hingga telur menetas. Memasuki hari ke-18 sampai 21, telur mengalami masa kritis yang pada saat tersebut embrio mengalami perubahan yang sangat cepat untuk menjadi anak ayam. Beberapa organ tubuh mulai tumbuh sempurna, sehingga cukup peka terhadap perubahan temperatur udara luar. Suhu dalam ruangan mesin tetas ditingkatkan menjadi 104°F40°C. Hari ke-18 18 Nopember 2011 19. Hari ke-19 Sebagian telur mulai retak. Pada saat seperti ini ruangan mesin penetas membutuhkan kelembaban yang lebih tinggi daripada hari- hari menciptakan suasana tersebut, kita dapat menambah volume air pada baki. Suhu masih 104°F 40°C dan lubang ventilasi tetap terbuka. Hari ke-19 19 Nopember 2011 20. Hari ke-20 dan ke-21 Seperti hari ke- 18 dan 19, maka pada hari ke-20. Suhu dipertahankan pada skala 104°F 40°C. Proses pecahnya kulit telur terjadi pada hari ke-20 dan ke-2 1. Anak ayam melalui paruhnya menekan ujung tumpul yakni rongga udara, kemudian memperpanjang diri dan menggelembung. Akibatnya, kulit telur menjadi sobek dan lama-kelamaan akan pecah. Dengan kekuatan sedikit demi sedikit, ujung tumpul tadi akan terangkat dan kepala anak ayam tersebut menyembul keluar. Hari ke-20 dan ke-21 Proses Menetas
Translate PENGATUR KESTABILAN SUHU PADA EGG INCUBATOR BERBASIS ARDUINO Abel Putra Hidayah1), Sumardi Sadi1) 1,2) Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I/33, Cikokol - Tangerang-Banten Email : mardiesadi99@ Secara umum mesin penetas telur atau egg incubator digunakan untuk
.